KISAH KEBERHASILAN PENGURANGAN POLUSI UDARA

Cuplikan dari “Mutu Udara Kota” oleh : Curtis Moore

Curitiba, Brasil. Kemasyhuran sebuah kota di Brasil yang mengiklankan dirinya sebagai "ibu kota lingkungan" melanda benua. Sebuah metropolis dengan 2,3 juta jiwa, Curitiba berhasil menyediakan pelayanan medis, gigi dan anak-anak secara cuma-cuma, menciptakan laju daur ulang yang termasuk tertinggi di dunia, dan menurunkan tingkat penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, semuanya berjalan kendati inflasi membubung dan kemiskinan melanda kawasan sekelilingnya. Tapi inti dari prestasi ini adalah sistem angkutan bus. Sekalipun tingkat pemilikan mobil per kepala lebih tinggi daripada kota lain kecuali tiga kota utama Brasil, pemakaian bahan bakar angkutan dan demikian juga polusi udara 25 sampai 30 persen lebih rendah. Alasannya: bus berjalan lebih cepat, lebih murah dan lebih nyaman daripada mobil. Bus mengangkut orang sama efisiennya dengan kereta bawah tanah modern, tapi dengan biaya hanya 3 persennya. Dan, bus mengangkut lebih dari 900.000 penumpang sehari. Banyaknya orang yang dapat diangkut menjadikannya salah satu sistem angkutan umum terbaik di dunia.

Curitiba mulai membangun sistem angkutan busnya pada tahun 1970-an di bawah pimpinan Walikota Jaime Lerner, seorang arsitek dan perencana kota. Ia menciptakan gabungan antara jalan arteri cepat, bus sambungan lokal dan rute-rute khusus di pusat kota. Apartemen tinggi hanya boleh dibangun di dekat jalan arteri utama, dan setiap gedung harus menyediakan dua lantai dasarnya untuk pertokoan. Banyaknya toko itu meminimalkan perlunya penghuni bepergian, dan gedung tinggi memberi banyak penumpang akses cepat ke angkutan bus.

Dalam tiga tahun terakhir, Curitiba menambahkan satu gagasan asli yang makin mempercepat jalannya bus: tabung pemberangkatan. Didirikan di pinggir jalan, silinder kaca dan baja ini panjangnya 10 meter dan lebarnya hampir tiga meter. Penumpang tidak perlu naik tangga ke bus dan membayar ongkos di atas tetapi memasukkan koin untuk naik, lalu cukup menunggu di dalam tabung yang dirancang khusus untuk pemberhentian bus itu.
Setelah menunggu sebentar biasanya sekitar lima menit lonceng berbunyi, lalu sebuah bus Volvo yang dirancang khusus merapat ke tabung itu dengan bantuan lensa fotoelektrik. Pintu selebar 1,3 meter terbuka ke samping, sebuah lempengan baja diturunkan, dan, dalam beberapa detik para penumpang sudah naik ke bus yang dilengkapi dengan kursi pahat, jendela kaca lebar dan berbagai hiasan baja tak berkarat menyerupai sistem kereta bawah tanah paling modern. Bus itu, sering tiga kali panjang bus biasa, dapat mengangkut 270 penumpang, lalu bergerak cepat dan dalam 20 menit penumpang sudah menempuh jarak 12 kilometer ke pusat kota.

Kota Meksiko, Meksiko. Sebuah metropolis berpenduduk 20 juta orang, Kota Meksiko biasanya dijuluki sebagai kota berpolusi udara paling buruk. Upaya penanggulangannya membutuhkan apa yang bisa disebut upaya yang maha berat. Ini mencakup suatu larangan mengemudi sekali seminggu pada 1989 dengan kampanye besar-besaran dan denda $150 untuk pelanggaran. Upaya ini telah berhasil mengurangi polusi sebesar sekitar 10 persen. Kendati penduduk kota mula-mula mengeluhkan program ini, 80 persen di antaranya sekarang meminta program itu diteruskan. Keberhasilan larangan mengemudi Kota Meksiko telah mendorong dua kota besar lainnya, Monterrey dan Guadalajara, untuk memulai program mereka sendiri.

Singapura. Negara kota ini boleh membanggakan program yang paling diterima di dunia guna mengurangi polusi dengan mengendalikan lalu lintas. Bermobil ke Distrik Pusat Bisnis (CBD) memerlukan izin khusus, yang dapat dibeli untuk harian atau bulanan. Larangan lalu lintas di CBD berlaku dari pukul 7.30 pagi sampai 6.30 sore setiap hari kecuali hari Minggu dan hari libur. Polisi ditempatkan di pos-pos di pinggir CBD untuk mengawasi pelanggaran, dan denda dipungut langsung. Pengawasan keras ini melebar ke taksi yang dilengkapi dengan alarem di ruang duduk penumpang yang akan otomatis berbunyi jika kecepatan melebihi 80 kilometer per jam. Semua kendaraan bermotor harus menjalani pemeriksaan setiap tahun untuk menjamin kelayakan jalannya dan memenuhi standar emisi. Jaringan angkutan umum yang luar bisa ini mencakup bus, taksi dan suatu sistem "mass rapid transit" serta kereta bawah tanah.

Beijing, Cina. Kota terbesar keenam di dunia, Beijing, menyusun serangan terhadap polusi udara dengan berbagai program untuk melindungi batas air kota, memugar daerah kumuh, mendorong penggunaan sepeda (90 persen perjalanan di kota dilakukan dengan sepeda), dan menghapus pembakaran batubara di kota. Untuk mencegah pemakaian batubara besar-besaran, kota itu sudah membangun dua pabrik besar untuk membuat gas batubara yang disalurkan dengan pipa ke sekitar satu juta rumah dan 600 industri.